7 Front End Framework Teratas 2022 Terbaik untuk Developer

Ada banyak cara untuk membuat sneak peek web site dengan coding. Salah satu cara termudah adalah dengan menggunakan Front End Framework. Anda dapat membuat site yang menarik dan profesional dengan lebih cepat.

Saat ini ada banyak UI frame yang tersedia untuk Anda coba. Tentunya setiap structure memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mana yang terbaik untuk Anda?

Daripada repot-repot bereksperimen dengan setiap structure satu per satu sampai Anda menemukan yang tepat, sekarang kita akan melihat 10 framework UI teratas. Pada saat yang sama, ini akan membantu Anda memilih kerangka kerja yang paling tepat.

Penasaran bukan?
Vue.js adalah structure UI berperingkat tertinggi di Github. Kerangka kerja ini diterbitkan pada tahun 2014 oleh Evan You. Seseorang yang juga merupakan salah satu pencipta frame Angular.

Vue.js adalah Model-View ViewModel (MVVM) yang dibangun di atas JavaScript. Front End Framework ini memiliki aturan pengkodean sederhana yang memudahkan pemula untuk menggunakannya.

Selain itu, ukuran Vue.js juga relatif kecil, hanya 18 kb! Meski begitu, kemampuannya tidak bisa disangkal.
React adalah kerangka kerja antarmuka yang dibangun pada tahun 2011 oleh raksasa teknologi dunia Facebook (sekarang Meta). Respond adalah kerangka kerja open source yang dilisensikan di bawah Lisensi Perangkat Lunak MIT.

React jelas bukan framework UI murni, ini adalah library berbasis JavaScript. Meskipun demikian, masih memiliki beberapa fitur sebagai structure, seperti DOM.

Selain itu, React juga memiliki performa yang stabil. Hal ini membuatnya dapat diandalkan untuk membangun area PWA dan SPA yang siap menangani banyak trafik.

Fitur-Fitur Unggulan React:

  • Virtual DOM – Sama seperti Vue.js, React juga dilengkapi dengan Virtual DOM yang sangat berguna untuk menyimpan berbagai perubahan kode.
  • Integrasi Pustaka – Membuat React dapat dioperasikan dengan beberapa pustaka berbasis JavaScript.
  • JSX (JavaScript XML) – ekstensi sintaks JavaScript untuk mengedit DOM dengan mudah dengan kode pemformatan HTML.

Kelebihan React:.

  • Komponen dapat digunakan berulang kali pada halaman aplikasi yang berbeda.
  • Tulis komponen dengan mudah tanpa harus mempresentasikan (menyebutkan) kategorinya.
  • Menyediakan berbagai alat pengembang dengan banyak fitur.

Kekurangan React:

  • Dokumentasi tidak stabil mengingat seberapa sering diperbarui.
  • Agak sulit bagi pemula untuk belajar karena JSX biasanya kompleks.

3. Angular

Selain React, ternyata ada satu lagi front-end frame buatan raksasa teknologi lain. Kerangka kerja ini telah dikembangkan oleh Google sejak 2009 di Angular.

Seperti React, Angular juga merupakan structure open source. Nah, UI framework yang satu ini bertipe MVC (Model View Controller) dan constructed in TypeScript.

Sayangnya, Angular memiliki aturan pengkodean yang cukup rumit. Selain itu, ukurannya juga cukup besar yaitu 566 KB.
jQuery adalah salah satu Front End Framework tertua yang dirilis sejak 2006. Namun demikian, jQuery masih cocok untuk membuat situs internet, aplikasi seluler, dan aplikasi desktop computer.

Sama seperti React, jQuery sebenarnya adalah collection JavaScript, bukan framework. Nah, jQuery memiliki satu fungsi utama, yaitu memanipulasi CSS dan DOM untuk membuat halaman web yang lebih interaktif.

Selain itu, jQuery juga memberikan kemudahan penggunaan dengan membuat aturan penulisan kode JavaScript menjadi lebih ringkas. 5.
Tidak seperti jQuery, Svelte adalah Front End Framework terbaru dalam daftar ini. Karena Svelte baru diluncurkan pada tahun 2016.

Tidak seperti yang lain, Svelte bukanlah kerangka kerja atau perpustakaan, tetapi penerjemah. Nah, kompiler ini didasarkan pada JavaScript, HTML, dan CSS secara bersamaan.

Meskipun menggabungkan tiga elemen, kinerjanya stabil. Faktanya, Svelte dianggap sebagai salah satu structure tercepat yang tersedia saat ini. Selain itu, juga relatif ringan karena aturan pengkodean biasanya ringkas.

Fitur Uggulan Svelte:

  • Prinsip Modularitas – Mengelompokkan dan mengisolasi komponen yang berbeda untuk memfasilitasi proses pengembangan aplikasi.
  • Pengkodean bebas template – Buat modul terpadu dengan JavaScript biasa dari elemen dalam layout HTML, CSS, dan JavaScript.

Kelebihan Graceful:.

  • Lebih ringan dan sederhana karena dapat menggunakan collection JavaScript yang ada.
  • Performa lebih cepat dibandingkan dengan frame populer lainnya seperti React atau Angular.
  • Aturan kode minimum mempercepat pengembangan aplikasi.

Kekurangan Graceful:.

  • Dukungan Komunitas yang minim dan terbelakang
  • Masih ada beberapa alat pengembang yang tersisa.
  • Tidak terlalu populer karena masih relatif baru.

6. Semantic UI

Seperti Svelte, UI Semantik adalah kerangka antarmuka yang relatif baru. Structure ini baru dirilis pada tahun 2014 oleh Jack Lukicthis, seorang full stack designer.

Nah, Semantic UI adalah framework berbasis CSS. Untuk alasan ini, kerangka UI tunggal ini tidak menggunakan DOM atau Data Binding sama sekali secara default.

Namun, UI Semantik mendukung integrasi dengan kerangka kerja lain seperti React, Angular, dan Ember.js. Selain itu, ia juga menyediakan dukungan ekspansi pihak ketiga untuk meningkatkan fitur-fiturnya.

Fitur Uggulan Semantic UI:.

  • Koleksi Tema – Menyediakan ribuan tema dan lusinan komponen untuk menyempurnakan dan menambahkan fitur terkait antarmuka.
  • Konsep yang Dapat Dipertukarkan – Gunakan bahasa manusia untuk aturan pengkodean, misalnya, saat menulis kelas.
  • Kit Pengembangan – Konfigurasikan CSS, JavaScript, dan font dengan mudah untuk digunakan dalam aplikasi lain dalam satu penulisan.

Kelebihan Semantic UI:.

  • Berbagai tema dan elemen antarmuka pengguna tersedia.
  • Aturan pengkodean yang mudah dipahami.
  • Mendukung beberapa integrasi untuk menambahkan lebih banyak fitur.

Kekurangan Semantic UI:.

  • Ukuran paket cukup besar.
  • Dukungan masyarakat masih relatif rendah.
  • Fitur dan fungsi bawaan biasanya terbatas.

7. Preact

Preact adalah Front End Framework yang diluncurkan pada tahun 2015 oleh Jason Miller. Seperti namanya, structure ini merupakan alternatif dari React. Karena memiliki fitur dan API yang hampir sama dengan React.

Namun demikian, ukuran Preact jauh lebih kecil daripada React, hanya 3 kb! Ini menghasilkan aplikasi yang lebih ringan dan kinerja yang lebih cepat.

Sama seperti React, Preact sebenarnya adalah library, bukan structure murni.

Anda dapat membuat site yang menarik dan profesional dengan lebih cepat.

Saat ini ada banyak UI framework yang tersedia untuk Anda coba. Mana yang terbaik untuk Anda?

Selain itu, React juga memiliki performa yang stabil. Karena memiliki fitur dan API yang hampir sama dengan React.