Mengenal Bakteriofag adalah virus yang menginfeksi bakteri. Bakteriofag terdiri dari kapsid yang mengandung DNA atau RNA, cangkang ekor, dan serat ekor. Bakteriofag berkembang biak dalam sel bakteri dan merusak sel bakteri. Reproduksi bakteriofag dapat berlangsung dalam dua siklus, yaitu siklus litik dan lisogenik. Reproduksi bakteriofag (fag) dapat bersifat litik jika pertahanan sel inang lebih rendah dari infektivitas virus.
Mengenal Bakteriofag Dan Apa Manfaat Bakteriofag dalam Kehidupan,mari sinak selengkapnya
Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi mikroba patogen. Gejalanya meliputi mual, muntah, diare akut, sakit perut, dan demam tinggi. Penyakit bawaan makanan telah menjadi penyebab utama masalah kesehatan masyarakat global, tidak hanya di negara berkembang dengan sanitasi dan kebersihan yang umumnya buruk, tetapi juga di negara maju. Seorang peneliti, Kusumaningsih, melaporkan dalam buku hariannya bahwa 67% penyakit bawaan makanan disebabkan oleh infeksi virus, 30% oleh bakteri dan 3% oleh parasit. Meskipun kontaminasi bakteri hanya menyumbang 30% dari penyakit bawaan makanan, 60% di antaranya menyebabkan wabah dan kematian yang tinggi.
Salah satu mikroba patogen penyebab keracunan makanan adalah Salmonella sp. banyak ditemukan pada produk olahan ayam, daging ayam mentah, telur ayam, kulit ayam dan usus. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini disebut salmonellosis. Gejalanya meliputi mual, muntah, demam, kram perut, dan diare yang berlangsung 3 hingga 7 hari setelah infeksi. Diare akut yang disebabkan oleh salmonellosis dapat menyebabkan dehidrasi dan penderita harus dibawa ke rumah sakit. Pada kasus yang parah, infeksi salmonella dapat menyebar ke usus, aliran darah, dan bagian tubuh lainnya serta menyebabkan kematian jika pengobatan tidak dilakukan dengan cepat dan tepat.
Terjadinya Salmonella sp. dalam kasus ayam, kurangnya kondisi higienis selama penyembelihan dan penanganan ayam yang tidak sehat setelah penyembelihan. Permintaan ayam terus meningkat, terutama di Indonesia. Kebutuhan daging ayam ras dan ayam kampung per kapita sebesar 4.015 kg/orang/tahun pada tahun 2012 dan 4.914 kg/orang/tahun pada tahun 2015. Namun demikian, pengolahan ayam pascapanen masih belum memadai terutama pada industri kecil dan menengah. Hal ini dapat meningkatkan kejadian penyakit bawaan makanan.
Sampai saat ini penyakit bawaan makanan dapat dicegah dengan pemberian antibiotik dan pengawet buatan. Penggunaan antibiotik yang terus menerus dapat menyebabkan resistensi bakteri patogen, oleh karena itu dosis antibiotik harus ditingkatkan. Penggunaan antibiotik dosis tinggi secara terus menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti kerusakan hati dan ginjal. Oleh karena itu, dalam kasus ini, diperlukan alternatif lain untuk mencegah penyakit bawaan makanan.
Bakteriofag dapat digunakan secara efektif dan tanpa efek samping negatif sebagai alternatif pencegahan penyakit bawaan makanan. Bakteriofag adalah virus yang dapat membunuh bakteri. Virus ini mengandung DNA atau RNA dan protein reseptor spesifik yang cocok untuk inang bakteri target, sehingga kerja bakteriofag sangat spesifik. . Penggunaan bakteriofag yang hanya dapat melisiskan bakteri patogen akan menguntungkan karena tidak mengganggu bakteri baik dalam makanan.
Bakteriofag memiliki dua siklus hidup, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Siklus litik adalah suatu kondisi di mana bakteriofag menginfeksi bakteri inang, memasukkan materi genetik ke dalam sel bakteri, dan membentuk bagian tubuh yang menyebabkan lisis sel bakteri. Bakteriofag siklus hidup litik harus digunakan sebagai pencegahan yang aman dan efektif untuk penyakit bawaan makanan.
Isolasi bakteriofag dilakukan dengan menggunakan sampel usus ayam. Dipercaya bahwa bakteriofag hadir di usus ayam, karena itu adalah bagian dari tubuh hewan yang paling banyak mengandung mikroba patogen, di mana mikroba patogen adalah inang dari bakteriofag. Isolasi dilakukan dengan memeras usus ayam untuk mendapatkan cairan usus ayam yang diduga mengandung bakteriofag.
Hasil yang diperoleh dengan mengisolasi bakteriofag ini mampu mendeteksi patogen Salmonella sp. dan mencegah perkembangan E.coli. Bakteriofag mampu melisiskan bakteri inang hingga pengenceran 10-7, karena bakteriofag dapat mengelola sendiri atau berkembang biak berdasarkan jumlah bakteri patogen yang ada dalam makanan. (dse)