infeksi otak .
sumber gambar : kondisiumum.com

Jenis Infeksi Otak dan Faktor Risikonya yang Perlu diperhatikan

Infeksi otak adalah suatu kondisi di mana otak atau jaringan di sekitarnya terinfeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit. Gangguan yang disebabkan oleh infeksi otak tergantung pada bagian otak yang terkena infeksi. Namun, sebagian besar infeksi otak dapat menyebabkan komplikasi berbahaya jika tidak segera diobati.

Infeksi otak
sumber gambar : cms.sehatq.com

Infeksi otak dapat menyebabkan berbagai penyakit pada penderitanya. Hal ini karena otak merupakan salah satu organ yang paling kompleks dan berperan penting dalam mengendalikan banyak fungsi tubuh, mulai dari gerakan, pengaturan refleks dan koordinasi tubuh, hingga pemikiran, konsentrasi, hingga penentuan sikap dan perilaku.

Beberapa jenis infeksi otak

Infeksi otak dapat mempengaruhi banyak organ lain, menyebabkan berbagai gejala. Berikut adalah beberapa jenis infeksi otak berdasarkan lokasi dan penyebab infeksi:

1. Meningitis

Meningitis adalah peradangan pada meninges, lapisan pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, namun terkadang bisa juga disebabkan oleh bakteri dan jamur.

Sakit kepala parah, demam tinggi, mual dan muntah, leher kaku, kram, dan sulit berkonsentrasi adalah gejala umum meningitis.

Sedangkan gejala meningitis pada anak dapat berupa penonjolan ubun-ubun (bagian kepala yang lunak), lemas, kurang makan atau menyusui, tidur berlebihan dan rasa tidak nyaman.

Meningitis merupakan penyakit otak menular yang harus segera diobati baik pada orang dewasa maupun anak-anak karena dapat menyebabkan kecacatan dan kematian.

2. Ensefalitis

Ensefalitis adalah peradangan otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa virus yang paling sering menyebabkan kondisi ini adalah virus herpes simpleks, cacar air atau chickenpox, virus Epstein-Barr, dan campak.

Namun, ensefalitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur. Namun, ensefalitis yang disebabkan oleh bakteri dan jamur lebih jarang terjadi. Ensefalitis biasanya berhubungan dengan meningitis. Kondisi ini disebut meningoensefalitis.

Jika Anda mengalami demam tinggi dan sakit kepala, berjam-jam kemudian Anda mengalami kesulitan berbicara, kesulitan bernavigasi, kesulitan bergerak, kejang, segera temui dokter Anda karena gejala-gejala ini disebabkan oleh ensefalitis.

3. Abses otak

Abses otak dapat terjadi di mana saja di otak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebabkan nanah menumpuk dan membengkak di otak.

Gejala abses otak bisa muncul secara perlahan atau tiba-tiba. Kondisi ini dikenali dengan gangguan kemampuan berbicara dan bergerak, penglihatan kabur, respon atau berpikir lambat, mual dan muntah, sulit berkonsentrasi dan mudah mengantuk.

Abses harus segera ditangani oleh dokter. Jika tidak, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan otak permanen atau cacat dan kematian.

4. Toksoplasmosis

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Toxoplasma gondii yang menyerang organ tubuh tertentu, termasuk otak.

Beberapa orang dengan toksoplasmosis tidak memiliki gejala. Namun, infeksi otak yang disebabkan oleh toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, kejang, gangguan kesadaran, atau gangguan koordinasi tubuh.

Penyakit ini cenderung terjadi pada orang yang sering kontak dengan kotoran kucing atau memiliki daya tahan tubuh yang lemah, seperti kemoterapi, mengonsumsi obat imunosupresif, dan infeksi HIV.

5. Malaria serebral

Ini adalah infeksi otak yang disebabkan oleh malaria. Penyakit ini biasanya muncul sebagai komplikasi malaria yang tidak diobati.

Pasien dengan infeksi otak ini biasanya mengalami berbagai gejala, seperti demam, menggigil, kejang, mual dan muntah, masalah bicara, masalah pendengaran atau penglihatan, sakit kepala parah, perubahan perilaku, kehilangan kesadaran atau koma.

Apapun penyebab dan jenisnya, infeksi otak merupakan penyakit berbahaya yang harus segera diperiksakan dan ditangani oleh dokter. Jika tidak diobati, infeksi otak membawa risiko tinggi menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian.

Apa Ancaman Infeksi Otak?

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena infeksi otak, termasuk:

Anda memiliki daya tahan tubuh yang melemah akibat efek samping HIV/AIDS, kemoterapi, diabetes, alkoholisme, atau penyalahgunaan obat-obatan
Ada infeksi pada gigi dan sinus
Mereka belum divaksinasi
Dia mengalami cedera kepala
Lebih dari 60 tahun

Jika gejala infeksi otak terjadi, terutama jika ada faktor risiko di atas, segera dapatkan bantuan medis.

Untuk mendiagnosis dan menentukan penyebab infeksi otak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa hitung darah lengkap dan tes cairan serebrospinal untuk mengidentifikasi bakteri, jamur, parasit, atau virus penyebab infeksi.

Selain itu, dokter juga melakukan pemeriksaan penunjang pada otak, seperti MRI, CT, dan EEG, untuk memeriksa kondisi otak dan menentukan bagian otak mana yang terinfeksi.

Setelah diagnosis dan penyebab infeksi otak ditentukan, dokter akan meresepkan pengobatan yang tepat untuk menghilangkan penyebab infeksi dan mencegah komplikasi. Secara umum, orang dengan infeksi otak harus dirawat di rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif.